Badai matahari belakangan banyak dibicarakan sebagai penyebab kiamat pada 2012. Namun tak perlu khawatir, karena ada magnetosfer. Medan magnet bumi yang menjangkau ribuan kilometer ke antariksa ini bisa melindungi bumi dari puncak badai matahari.
"Bagi bumi, magnetosfer ibarat perisai, sehingga seperti biasanya akan kembali menjadi pelindung bumi ketika aktivitas badai matahari sedang mengalami puncaknya pada sekitar 2012-2013," kata Kepala Pemanfaatan Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Sri Kaloka Prabotosari di Jakarta, Selasa.
Ketika aliran angin matahari yang memiliki kecepatan supersonik memasuki daerah magnetosfer dengan kecepatan subsonik, lanjut dia, maka akan menimbulkan suatu gelombang kejut berbentuk seperti perisai. Gelombang yang dinamakan "bow shock" ini ketebalannya sekira 100 km sampai dua kali jari-jari bumi.
Magnetosfer, ujar dia, menahan radiasi dan membelokkan partikel-partikel bermuatan serta angin matahari yang dapat membahayakan aktivitas manusia. "Ketika angin matahari melewatinya gelombang ini akan diperlambat, terkompresi dan dipanaskan."
Sri mengatakan, pada sekitar 2012-2013 memang diperkirakan akan terjadi puncak dari aktivitas matahari, di mana terjadi ledakan di matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet matahari (flare) dan lontaran massa korona (Coronal Mass Ejection/CME) yang bisa menyebabkan badai geomagnetik.
Namun, kata dia, peristiwa badai matahari merupakan hal biasa, di mana puncak aktivitas matahari memiliki siklus antara 9-13 tahun atau rata-rata 11 tahun, dan siklus terakhir terjadi pada tahun 2000.
"Pada 2000 berbagai satelit mengalami gangguan hingga hilang kontak," katanya sambil menambahkan bahwa pengaruh badai matahari terkuat justru terjadi pada 2003, di mana di Swedia pada November 2003 sempat terjadi aliran listrik padam seluruhnya.
Menurut Sri, melalui pengoperasian instrumen optik seperti teleskop, LAPAN memantau secara terus menerus aktivitas matahari, namun aktivitas badai matahari baru bisa diperkirakan dalam waktu yang singkat.
"Dengan melihat sunspot (bintik hitam) bisa diperkirakan akan terjadi flare dan berapa besarnya, namun harus dilihat juga posisinya di mana, karena tidak semua flare bisa mencapai bumi, tergantung dari medan magnet. Jika diketahui ada flare maka flare itu akan sampai ke bumi sekitar 1-4 hari atau rata-rata dua hari," kata Kepala Bidang Matahari dan Antariksa LAPAN, Clara Yono Yatini.
Direktur Observatorium Boscha, Taufik Hidayat juga membantah bahwa pada 2012 bumi akan dihampiri planet Nibiru yang dapat menghancurkan bumi. Ia juga membantah terjadinya kesejajaran antara bumi dengan pusat Galaksi Bimasakti, yang menyebabkan medan magnet galaksi merusak kehidupan di bumi.
"Hasil hitungan software astronomi juga membantah terjadinya konfigurasi planet-planet di tata surya ini yang membentuk satu garis lurus pada 2012," katanya.
Pembalikan kutub medan magnet bumi, menurut dia, juga tidak akan berpengaruh pada kehidupan di bumi karena prosesnya terjadi begitu lama sehingga manusia beradaptasi. Selain itu pembalikan kutub ini juga telah terjadi beberapa kali dengan periode jutaan tahun.






